Hari Raya Ngrupuk adalah hari yang jatuh pada "tilem sasih kesanga" (bulan mati yang ke-9) sehari sebelum Hari Nyepi menurut tanggalan bali, umat Hindu melaksanakan upacara Bhuta Yadnya di segala tingkatan masyarakat,mulai dari masing-masing keluarga,banjar,desa,kecamatan dan seterusnya, dengan mengambil salah satu dari jenis-jenis caru (semacam sesajian) menurut kemampuannya. Mecaru diikuti oleh upacara pengerupukan, yaitu menyebar-nyebar nasi tawur, mengobori-obori rumah dan seluruh pekarangan, menyemburi rumah dan pekarangan dengan mesiu, serta memukul benda-benda apa saja (biasanya kentongan) hingga bersuara ramai/gaduh. Tahapan ini dilakukan untuk mengusir Buta Kala dari lingkungan rumah, pekarangan, dan lingkungan sekitar. Khusus di Bali, pengrupukan biasanya dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh yang merupakan perwujudan Buta Kala yang diarak keliling lingkungan, dan kemudian dibakar. Tujuannya sama yaitu mengusir Buta Kala dari lingkungan sekitar. Pawai ogoh-ogoh pada sat hari raya pengrupukan sendiri pernah ditiadakan pada tahun 2009 lalu dengan alasan Pemilu. Hal ini sebenarnya merupakan dilema tersendiri bagi masyarakat Bali karena Pemerintah terlihat seperti mengutamakan masalah politik ketimbang melestarikan budaya dan kreatifitas dari masyarakat Bali. Akhirnya, pada tahun 2010 kembali dilaksanakan pawai Ogoh-ogoh pada tanggal 15 Maret. Ini adalah foto-foto saya bersama-sama teman pada saat hari Pengrupukan di Denpasar, menuju puputan Badung.
Diawali dengan bunyi kulkul ( kentungan khas Bali ) tepat pada saat Sandikala (kira2 jam 6 sore jam saat para iblis keluar) maka dimulailah pawai Ogoh-ogoh kami diiringi dengan gamelan dari sekaa gong banjar dan tidak lupa diperciki air suci oleh pedeta untuk keselamatan maka sekitar jam 7 malam kami berangkat,,,cekidot gan ;
start pengrupukan
ogoh-ogoh mulai diarak dengan tujuan Puputan Badung dan tentunya ditemani banyak bidadari kiiirrr,,,,prikitiew
putri paling mantap to bro,,,
saya pokokne pertamax,,haha,,
ogoh2 tu nmr 2,cew ne ane nmr 1,,
hidup Brc,,,
:33